Ekonomi Sirkular: Konsep Berkelanjutan, Penting Diterapkan
Plastik merupakan salah limbah yang sulit terurai dan paling banyak jumlahnya. Bahkan, tahun 2019 sudah ada 300 juta ton sampah plastik, loh. Permasalahan ini dapat teratasi dengan menerapkan circular economy.
Sebagian sampah-sampah plastik mengalir ke laut. Sehingga, di tahun 2050 jumlah sampah diprediksi bakalan lebih banyak dari hewan-hewan laut. Sementara limbah lainnya adalah limbah elektronik.
Sudah ada 50 juta ton limbah elektronik. Nah, selama ini kita masih menggunakan model ekonomi linear, yaitu beli, pakai, kemudian buang. Padahal, konsep ini terbukti memberikan dampak yang buruk terhadap lingkungan.
Seperti penumpukan sampah hingga kerusakan lingkungan. Maka, sudah saatnya kita beralih ke alternatif lain yang lebih baik yaitu circular economy.
Pengertian Ekonomi Sirkular
Ekonomi Sirkular adalah konsep ekonomi dalam alur lingkaran tertutup. Konsep ini membuat kita berupaya sendiri untuk menggunakan sumber daya, kemudian bahan baku, hingga produk jadi supaya dapat kita gunakan kembali.
Pemakaiannya harus selama mungkin. Kemudian, kita juga berusaha agar sampah atau limbahnya tidak terlalu banyak.
Konsep Ekonomi Sirkular
Konsep ini menerapkan 5 prinsip yang sudah cukup terkenal. Ada reduce, kemudian reuse, recycle, lalu recovery, hingga repair. Supaya lebih jelas, kamu bisa perhatikan pengertian dari masing-masing prinsipnya, ya.
1. Reduce
Reduce adalah proses pemotongan kain dengan menggunakan pola sedemikian rupa, agar tidak banyak kain yang terbuang. Sehingga, penggunaan bahan baku kapas atau benang menjadi lebih hemat, tapi dengan hasil yang sama.
2. Reuse
Reuse adalah proses penggunaan sesuatu yang sudah sulit untuk kamu perbaiki, tapi masih bisa kamu fungsikan untuk yang lain. Misal, kamu memiliki pakaian yang sudah rusak, dan nggak mungkin untuk diperbaiki.
Maka, pakaian tersebut bisa kamu gunakan untuk yang lain, seperti untuk lap, alat pel, dan yang lainnya.
3. Recycle
Recycle merupakan pemrosesan produk atau bahan-bahan yang sudah nggak berguna lagi supaya bisa menjadi bahan baku yang berguna kembali. Proses ini bisa kamu lakukan dengan banyak cara. Tergantung pada jenis bahannya.
Misal, kain yang sudah nggak bisa lagi digunakan. Kamu bisa memotong-motong kain tersebut, kemudian mendaur ulangnya agar menjadi kompos. Selain itu, bisa juga mengirimkannya langsung ke tempat pengolahan.
4. Recovery
Konsep recovery ini hampir sama dengan reuse. Di mana, ketika barang sudah sudah tidak bisa digunakan lagi untuk melakukan fungsinya seperti biasa, maka kamu dapat mengolahnya kembali supaya bisa digunakan.
5. Repair
Secara sederhana, repair adalah proses memperbaiki sebuah barang yang sudah rusak agar bisa digunakan kembali. Contoh circular economy ialah ketika ada pakaian yang rusak, kemudian kamu jahit.
Dengan demikian, maka pakaian tersebut bisa kamu pakai lagi, kan? Sehingga, tidak menjadi sampah.
Apabila banyak masyarakat yang menerapkan circular economy di Indonesia, tentu akan membuat jumlah sampah berkurang, dan membuat produksi di dalam alur ekonomi lebih efisien.
Selain itu, penerapan konsep ini juga memberikan berbagai manfaat yang lainnya, loh. Salah satunya adalah manfaat bagi lingkungan. Penerapan ini diprediksi dapat mengurangi emisi karbon dioksida hingga 3.7 miliar ton di tahun 2050.
Bahkan, dampak tersebut hanya untuk angka penerapan di 5 sektor kunci saja. Apabila diterapkan pada semua sektor, tentu akan jauh lebih banyak lagi limbah-limbah yang dapat dikurangi.
Buat kamu yang tertarik untuk beralih ke ekonomi sirkular, tapi masih bingung, bisa banget ikuti program yang dilakukan Boolet.
Kami bergerak melakukan perubahan, salah satunya dengan memanfaatkan limbah tusuk sate yang tidak berguna menjadi produk yang bernilai.
Tertarik mengikuti program kami? Kamu bisa ikuti akun Instagram @boolet.co.id untuk mendapatkan informasi terupdate, ya.
Sumber:
https://www.ellenmacarthurfoundation.org/topics/circular-economy-introduction/overview